Quantcast
Channel: Pesma KH Mas Mansur
Viewing all articles
Browse latest Browse all 229

Iqbal: “Tinggal di Pesma Tak Mengganggu Kuliahku di FK!”

$
0
0

Iqbal Maulana, seorang laki-laki sederhana dengan pembawaan yang tenang dan suka melukis senyum indah di bibirnya ketika sedang berbicang menjadi daya tarik tersendiri. Lahir di Kota Rembang pada 22 Maret tahun 1999, laki-laki ini memilih melanjutkan studi S1 di kota kecil yang kata orang-orang itu adalah kota kenangan, Kota Solo namanya.

Berawal dari mengambil jurusan Fakultas Kedokterun Umum (FKU) di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Iqbal dikenalkan oleh salah satu saudaranya mengenai asrama mahasiswa milik UMS, yakni Pesantren Mahasiswa (Pesma) KH Mas Mansur yang beralamatkan di Area Kampus 4 Fakultas Kedokteran UMS, Jl. Ahmad Yani Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura.

“Sebenarnya dulu agak ragu masuk Pesma, kemudian dari orang tua menyarankan untuk mencoba tinggal di pesma dulu, nanti kalau tidak betah, keluar dari Pesma tidak apa-apa,” jelas Iqbal.

Akhirnya Iqbal setuju dengan saran orangtuanya itu. Seiring berjalannya waktu, ia tersadar betapa luar biasanya Pesma.

“Setelah tahu rasanya tinggal di lingkungan Pesma, saya tidak ragu lagi bahkan bisa betah sampai sekarang dan bersyukur sekali bisa tinggal di Pesma,” tambah Iqbal.

Baginya yang seorang mahasiswa fakultas kedokteran dan sekaligus mahasantri Pesma tentu saja memiliki banyak kesibukan terutama dari kampus, baik itu tugas kuliah ataupun organisasi. Iqbal sendiri mengikuti banyak organisasi dan ia sangat berperan penting di kampusnya, antara lain adalah Forum Studi Ilmu Kedokteran Islam (FSIKI), Lembaga Dawkah Mahasiswa dan Pengabdian Masyarakat (LDM-PM), dan beberapa organisasi lainnya. Di pesma sendiri Ia juga termasuk aktif sebagai pengurus, salah satunya dia menjabat sebagai anggota International Student Organization (ISO).

Tak hanya itu, kegiatan Pesma juga dia ikuti dengan rutin seperti sholat berjamaah, tadarus alquran, kelas pagi dan malam, dan sebagaianya.

Meski ditengah kesibukan kampusnya, tak menyurutkan Iqbal untuk luput atau bolos dalam kegiatan di Pesma. Justru baginya kegiatan Pesma tidak mengganggu kegiatan perkuliahan, dengan adanya kesibukan di kampus dan di Pesma membuatnya menjadi semakin menghargai waktu dan melatih kemampuan untuk memanajemen waktu. Sehingga hal tersebut dapat memicunya untuk dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin dan tidak menyia-nyiakannya. Bahkan Iqbal pernah mendapat IP 4 dan terkecil hanya 3.58 serta dapat menambah hafalan quran sebanyak 2 juz sampai saat ini.

Manajemen Waktu ala Iqbal

Bagi Iqbal, manajemen waktu sangat penting. Pertama kali harus yang dilakukan adalah dengan membuat skala prioritas untuk menentukan kegiatan mana yang penting untuk dikerjakan, pekerjaan yang dapat ditunda, dan yang mana yang perlu didahulukan. Setelah skala prioritas dibuat, maka sangat penting pula untuk meninggalkan hal-hal yang kurang bermanfaat.

“Ujian terberatnya adalah bagaimana caranya supaya kita bisa keluar dari zona nyaman, karena kondisi hati dan mood memang sering sekali berubah-ubah, sesekali malas, ingin main hp aja, rebahan aja, tapi sesekali juga terasa semangat ingin belajar, ibadah, dan sebagainya,” cerita Iqbal.

Iqbal sadar apabila kondisi mood seseorang itu sering berubah-ubah. Ia berkata apabila seseorang moodnya sedang naik kemudian orang tersebut semangat untuk belajar, maka hal itu merupakan hal biasa yang hampir semua orang mengalaminya, tapi apabila seseorang moodnya sedang turun, sedang merasa malas, namun seseorang tersebut tetap bisa memaksakan diri untuk belajar, maka itu hal yang luar biasa.

“Jadi kembali pada kemauan diri sendiri seberapa kuat mau zuhud, memaksakan diri untuk tahan dari godaan. Memang tidak mudah dan butuh proses perlahan-lahan. Kalau masih berat, saya biasanya coba menemui teman atau orang lain yang saya anggap bisa menambah motivasi, dan orang-orang seperti itu banyak ditemukan di Pesma.” tambahnya.

Tinggal di Pesma Merupakan Pilihan yang Tepat

Masjid Timur Pesma KH Mas Mansur

Betapa tidak, lingkungan yang baik akan membawamu kepada kebaikan. Bagi Iqbal Pesma merupakan salah satu lingkungan yang baik untuk membentuk kebiasaan baik seperti shalat berjamaah, shalat tepat waktu, dzikir, dan ibadah lainnya, menjaga semangat dan motivasi supaya senantiasa berkembang, ditambah dengan adanya teman-teman yang sangat menginspirasi dan saling mengingatkan dalam kebaikan.

Tak hanya itu, di Pesma juga menjadi jalan dalam menuntut ilmu keislaman seperti aqidah, fiqih, adab, akhlak, al qur’an, hadist, dan lain-lain, serta penumbuhan kesadaran tentang menuntut ilmu yang bukan semata-mata hanya sekedar untuk mencari kerja, mencari jabatan, dan hal-hal duniawi lainnya namun mengingatkan kita pada akhirat.

“Kemampuan dalam berbahasa arab dan bahasa inggris juga dapat, bahkan kami bisa mempraktikkannya langsung dengan orang-orang luar negeri dari berbagai negara yang tinggal di Pesma,” Iqbal menambahkan.

Selain kemampuan dalam berbahasa, ada berbagai softskill yang diberikan Pesma supaya siap terjun ke masyarakat, seperti kemampuan berbicara di depan publik, skill berorganisasi, skill wirausaha (ternak, bercocok tanam, berdagang, dan lain-lain), pelatihan penyembelihan hewan (ayam dan kambing), dan masih banyak lagi.

Bahkan di Pesma juga memfasilitasi dengan berbagai macam aktivitas yang menunjang kegiatan akademik di fakultas. Seperti dalam bidang kesehatan misalnya, teman-teman dari fakultas kesehatan diberi kesempatan untuk menerapkan ilmunya di Pesma dengan kegiatan cek kesehatan warganya yang alat-alatnya pun telah disediakan oleh Pesma pula. Selain itu dibidang lain, ada fasilitas olahraga lengkap, fasilitas seni, dan perpustakaan yang dilengkapi dengan buku keislaman. [YDP].


Viewing all articles
Browse latest Browse all 229