Pesma.ums.ac.id – Dalam rangkaian Semarak Ramadhan Pesma (SRP) 2023, Pesantren Mahasiswa (Pesma) Internasional KH Mas Mansur Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan Kajian rutin setiap hari sabtu yang dilaksanakan di Masjid KH Mas Mansur UMS.
Narasumber dalam kajian ini yaitu Muhammad Hamdan Dwi Nur Arif, S.Kep., NERS dengan tema ‘Puasa Ramadhan Bersama Rasullullah’.
“Dan ketika bulan ramadhan Rasulullah melakukan banyak amalan yang ektensitasnya meningkat di lain bulan ramadhan dan ketika di akhir bulan ramadhan ektensitasnya lebih tinggi lagi,” terang Hamdan pada Sabtu, (1/4)
Dia mengungkapkan bagaimana kondisi hati kita, bisa diukur dari saaat kita beribadah kepada Allah SWT.

“Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk mengevaluasi iman kita. Apabila kondisi hati kita baik maka saat kita membaca Alquran maka kita tidak akan pernah kenyang,” tambahnya.
Ketika jenuh kita membaca Allah, lanjutnya, disitulah batasan hati kita, lihat lah seberapa banyak kita membaca dan seberapa lama kita membaca, itulah indikator keimanan kita.
“Naikkan bacaan Al Quran saat di bulan Ramadhan, paksakan untuk terus, jangan sampai jenuh, paksa untuk terus melakukan ibadah itulah cara untuk kita sembuh dari penyakit hati kita. Saat beribadah lalu merasakan ketidaknyamanan maka nikmatilah, rasakanlah tapi terus untuk melakukannya,” ungkap Hamdan.
Ketika kita meningkatkan intensitas dalam beribadah tidak hanya hati yang semakin bersih tapi Allah lipat gandakan ganjarannya. Indikator keberhasilan di bulan ramadhan dibersihkan dosa-dosanya.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk keluar dari belenggu dosa-dosa yang telah kita lakukan, dari belenggu yang mengikat diri kita:
1. Beristighfar (tidak ada cara yang paling ampuh untuk kita memohon ampun untuk kita menyesali dosa dosa yg telah kita lakukan kec. Istighfar) semakin kita terbelenggu dari kemaksiatan marilah beristighfar, waktu yang baik untuk beristighfar adalah waktu sahur
2. Isti’anah (memohon bantuan, bermunajat kepada Allah, kita tidak akan mampu untuk terlepas dari dosa kalau tidak dengan bantuan dan pertolongan dari Allah SWT agar kita selamat, agar Allah menolong kita untuk selamat )
3. Istiadat (berlindung kepada Allah dari jebakan jebakan, dari kubang-kubang kemaksiatan, dan dari cakar-cakar setan)

“Maka carilah kenikmatan didalam beribadah sehingga kenikmatan itu tidak hanya kita rasakan di bulan Ramadhan juga setelah Ramadhan, sama halnya ketika kita menangis merasakan kenikmatan saat kita berada di tanah suci, maka saat kembali ketanah air harusnya masih merasakan kenikmatan tersebut,” ujarnya.
Maka kita harus mencicipi sedikit manisnya iman yang dirasakan Rasulullah. Dengan cara itulah setidaknya kita dapat merasakan manisnya Ramadhan.
Ketika Allah limpahkan kepada diri kita kenikmatan dalam beribadah, Allah memberikan kesempatan untuk kita merasakan sedikit manisnya iman,
Maka kita harus melakukan:
1. Nikmatilah perasaan tersebut senikmat nikmatnya. (Dengan cara tenggelam lah bermunajat kepada Allah dalam mihrob/sajadah kalian, agar Allah semakin tenggelamkan kenikmatan tersebut agar kita dapat menikmati kenikmatan Islam, iman dan munajat kepada Allah) tidak ada kenikmatan selain kenikmatan bermunajat dalam mihrob, kita tumpahkan semua nya dalam setiap sujud, jgn sampai kita luapkan perasaan kegelisahan permasalahan diluar sajadah kita.
2. Berdzikir, beristighfar, banyak istighfar yang bisa kita ucapkan (istighfar, sayidul istighfar, istighfar nya nabi Yunus) ,banyak banyak ucapkan istighfar fungsinya agar kita semakin dalam mengucapkan setiap kalimat yang kita ucapkan, masukkan perasaan kita dalam setiap kata yang kita ucapkan, ucapkan degan penuh harap ampunan dari Allah SWT sampai pada hakikatnya dzikir adalah suatu kebutuhan, seperti kebutuhan ikan didalam air.
3. Rasakanlah sampai air mata bisa keluar, karena air mata tersebut adalah bukti.
Itu adalah target dibulan ramadhan, salah satu amalan yang bisa diiktiarkan adakah melakukan amalan Sunnah kecil seperti memakai sandal pake kaki kanan, tersenyum, mengucapkan salam akan melahirkan sensinifitas dalam hal yang kecil, sehingga hari kita akan sensitif apabila melihat atau melakukan hal-hal yang diluar seharusnya, hal hal yang kecil, yang akan menjadi alarm akan hal-hal yang kecil sehingga dapat terselamatkan dari keburukan yang ada disekitar kita. [Fika/Pesma]